Jumat, 12 Mei 2017

100 Tahun Penampakan Bunda Maria di Fatima

Santa Perawan Maria dari Fatima



_____________________________________________

Fatima adalah sebuah kota kecil sebelah utara kota Lisbon di Portugal. Pada tahun 1917 Bunda Maria menampakkan diri di Fatima kepada tiga orang anak gembala. Mereka adalah Lucia dos Santos berumur 10 tahun, sepupunya bernama Fransisco Marto berumur 9 tahun dan Jacinta Marto berumur 7 tahun.

Penampakan Maria didahului tiga penampakan Malaikat setahun sebelumnya yang mempersiapkan anak-anak ini untuk penampakan Bunda Maria. Malaikat mengajarkan kepada anak-anak, dua doa penyilihan yang harus didoakan dengan hormat yang besar. Pada penampakan terakhir di musim gugur 1916, Malaikat memegang sebuah piala. Ke dalam piala ini meneteslah darah dari sebuah Hosti yang tergantung di atasnya. Malaikat memberi ketiga anak itu Hosti sebagai Komuni Pertama mereka dari piala itu. Anak-anak tidak menceritakan penampakan ini kepada orang lain. Mereka melewatkan waktu yang lama dalam doa dan keheningan.

Lucia, Fransisco, Yacinta


13 Mei 1917 

Pesta Bunda Maria dari Sakramen Mahakudus. Ketiga anak itu sedang menggembalakan ternaknya di Cova da Iria, sebuah padang alam yang amat luas, kira-kira satu mil dari desa mereka. Tiba-tiba mereka melihat sebuah kilatan cahaya dan setelah kilatan yang kedua, muncul seorang perempuan yang amat cantik. Pakaiannya putih berkilauan. Perempuan yang bersinar bagaikan matahari itu berdiri di atas sebuah pohon oak kecil dan menyapa anak-anak:

"Janganlah takut, aku tidak akan menyusahkan kalian. Aku datang dari surga. Allah mengutus aku kepada kalian. Bersediakah kalian membawa setiap korban dan derita yang akan dikirim Allah kepada kalian sebagai silih atas banyak dosa -sebab besarlah penghinaan terhadap yang Mahakuasa- bagi pertobatan orang berdosa dan bagi pemulihan atas hujatan serta segala penghinaan lain yang dilontarkan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda?"

"Ya, kami mau," jawab Lucia mewakili ketiganya. Dalam setiap penampakan, hanya Lucia saja yang berbicara kepada Bunda Maria. Jacinta dapat melihat dan mendengarnya, tetapi Fransisco hanya dapat melihatnya saja.

Perempuan itu juga meminta anak-anak untuk datang ke Cova setiap tanggal 13 selama 6 bulan berturut-turut dan berdoa rosario setiap hari.


13 Juni 1917

Ketiga anak itu pergi ke Cova, pada kesempatan itu Bunda Maria mengatakan bahwa ia akan segera membawa Jacinta dan Fransisco ke surga. Sedangkan Lucia diminta tetap tinggal untuk memulai devosi kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Ketika mengucapkan kata-kata ini, muncullah dari kedua tangan Maria sebuah cahaya. Di telapak tangan kanannya nampak sebuah hati yang dilingkari duri, Hati Maria Yang Tak Bernoda yang terhina oleh dosa manusia.

"Yesus ingin agar dunia memberikan penghormatan kepada Hatiku yang Tak Bernoda. Siapa yang mempraktekkannya, kujanjikan keselamatan. Jiwa-jiwa ini lebih disukai Tuhan, dan sebagai bunga-bunga akan kubawa ke hadapan takhta-Nya."

"Janganlah padam keberanianmu. Aku tidak akan membiarkan kalian. Hatiku yang Tak Bernoda ini akan menjadi perlindungan dalam perjalananmu menuju Tuhan." 


13 Juli 1917

"Berkurbanlah untuk orang berdosa. Tetapi teristimewa bila kalian membawa suatu persembahan, ucapkanlah seringkali doa ini: Ya Yesus, aku mempersembahkannya karena cintaku kepada-Mu dan bagi pertobatan orang-orang berdosa serta bagi pemulihan atas segala penghinaan yang diderita Hati Maria yang Tak Bernoda."

Kemudian Bunda Maria memperlihatkan neraka yang sangat mengerikan. Begitu ngeri sampai anak-anak itu gemetar ketakutan.

"Bila kelak, pada suatu malam kalian melihat suatu terang yang tak dikenal, ketahuilah bahwa itu adalah 'Tanda' dari Tuhan untuk menghukum dunia, karena banyaklah kejahatan yang telah kalian lakukan. Akan terjadi peperangan, kelaparan dan penganiayaan terhadap Gereja dan Bapa Suci."

"Untuk menghindari hal itu, aku mohon, persembahkanlah negara Rusia kepada Hatiku yang Tak Bernoda serta komuni pemulihan pada Sabtu pertama setiap bulan."

"Bila kalian berdoa Rosario, ucapkanlah pada akhir setiap peristiwa:
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."


13 Agustus 1917 

Pada tanggal itu, anak-anak tidak bisa datang ke Cova karena mereka semua digiring ke pengadilan oleh penguasa daerah setempat. Mereka diancam akan dimasukkan ke dalam minyak panas. Anak-anak dijebloskan ke dalam penjara selama 2 hari. Pada tanggal 19 Agustus Bunda Maria menampakkan diri pada saat anak-anak sedang menggembalakan ternak mereka di Valinhos.

"Berdoalah, berdoalah dan bawalah banyak korban bagi orang berdosa. Sebab betapa banyak yang masuk api neraka karena tidak ada yang berdoa dan berkorban bagi mereka."


13 September 1917 

Bunda Maria mendesak lagi tentang betapa pentingnya doa dan kurban. Ia juga berjanji akan datang bersama St. Yusuf dan Kanak-kanak Yesus pada bulan Oktober nanti.

"Dalam bulan Oktober aku akan membuat suatu tanda heran, agar semua orang percaya."


13 Oktober 1917 

Bersama anak-anak, sekitar 70.000 orang datang ke Cova untuk menyaksikan mukjizat yang dijanjikan Bunda Maria. Pagi itu hujan deras turun seperti dicurahkan dari langit. Ladang-ladang tergenang air dan semua orang basah kuyub. Menjelang siang, Lucia berteriak agar orang banyak menutup payung-payung mereka karena Bunda Maria datang.

Lucia mengulangi pertanyaannya pada penampakan terakhir ini, "Siapakah engkau dan apakah yang kau kehendaki daripadaku?" Bunda Maria menjawab bahwa dialah Ratu Rosario dan ia ingin agar di tempat tersebut didirikan sebuah kapel untuk menghormatinya. Ia berpesan lagi untuk keenam kalinya bahwa orang harus mulai berdoa Rosario setiap hari.

"Manusia harus memperbaiki kelakuannya serta memohon ampun atas dosa-dosanya."

Kemudian dengan wajah yang amat sedih Bunda Maria berbicara dengan suara yang mengiba:

"MEREKA TIDAK BOLEH LAGI MENGHINA TUHAN YANG SUDAH BEGITU BANYAK KALI DIHINAKAN."

Bunda Maria kemudian pergi ke pohon oak sebagai tanda penampakan berakhir. Awan hitam yang tadinya bagaikan gorden hitam menyingkir ke samping memberi jalan matahari untuk bersinar. Kemudian matahari mulai berputar, gemerlapan berwarna-warni, berhenti sejenak dan mulai berputar-putar menuju bumi. Orang banyak jatuh berlutut dan memohon ampun. Sementara fenomena matahari terjadi, ketiga anak melihat suatu tablo Keluarga Kudus di langit. Di sebelah kanan tampak Ratu Rosario. Di sebelah kirinya St. Yosef menggandeng tangan Kanak-kanak Yesus dan membuat tanda salib tiga kali bagi umatnya. Menyusul visiun yang hanya tampak oleh Lucia seorang diri: Bunda Dukacita bersama Tuhan berdiri di sampingnya dan Bunda Maria dari Gunung Karmel dengan Kanak-kanak Yesus di pangkuannya.

Matahari meluncur seolah-olah akan menimpa orang banyak, tiba-tiba ia berhenti dan naik kembali ke tempatnya semula di langit. 70,000 orang yang berkerumun di Cova itu menyadari bahwa pakaian mereka yang tadinya basah kuyub oleh hujan lebat, tiba-tiba menjadi kering. Demikian pula tanah yang tadinya becek dan berlumpur akibat hujan tiba-tiba menjadi kering. Mukjizat matahari selama 15 menit itu disaksikan bukan hanya oleh orang-orang di Cova da Iria saja, tetapi juga oleh banyak orang di sekitar wilayah itu sampai sejauh 30 mil.

_____________________________________________

(Pesan Bunda Maria Fatima kepada Lucia, tanggal 1 Mei 1987)

"Setiap orang, mulai dari dirinya sendiri, harus berdoa rosario dengan lebih khidmat......
dan benar-benar mempraktekkan yang kuanjurkan yaitu devosi Sabtu Pertama setiap bulan."

_____________________________________________







sumber : 1. Maria dari Fatima, Rm Petrus Pavlicek OFM - Wina; 2. AVE MARIA No. 10 September 1997; diterbitkan oleh Marian Centre Indonesia

Disarikan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya

Minggu, 07 Mei 2017

Mengenal Warna Liturgi dalam Gereja Katolik




Warna-warna Liturgi adalah salah satu bentuk simbol atau lambang yang digunakan di dalam ibadah Kristiani. Fungsi warna dalam liturgi adalah sebagai tanda peristiwa gerejawi.

Warna ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi imam maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak altar. Altar menjadi tempat untuk meletakkan bejana-bejana perjamuan. Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus Pius V tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Pius VI pada tahun 1969.


Empat warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi yaitu: hijau, ungu, putih (kuning), dan merah.

a. Warna Hijau digunakan pada : Masa Biasa

Pada umumnya, warna hijau dipandang sebagai warna yang tenang, menyegarkan, melegakan, dan manusiawi. Warna hijau juga dikaitkan dengan musim semi, di mana suasana alam didominasi warna hijau yang memberi suasana pengharapan. Warna hijau pada khususnya dipandang sebagai warna kontemplatif dan tenang.

Karena warna hijau melambangkan keheningan, kontemplatif, ketenangan, kesegaran, dan harapan, warna ini dipilih untuk masa biasa dalam liturgi sepanjang tahun kecuali jika ada hari raya khusus.

Dalam masa biasa itu, orang Kristiani menghayati hidup rutinnya dengan penuh ketenangan, kontemplatif terhadap karya dan sabda Allah melalui hidup sehari-hari, sambil menjalani hidup dengan penuh harapan akan kasih Allah.

b. Warna Ungu digunakan pada : Adven, Prapaskah, Pada saat misa requiem atau misa arwah

Warna ungu merupakan simbol bagi kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati, dan mawas diri. Itulah sebabnya warna ungu dipilih untuk masa Adven dan Prapaskah sebab pada masa itu semua orang Kristiani diundang untuk bertobat, mawas diri, dan mempersiapkan diri bagi perayaan agung Natal ataupun Paskah. Warna itu juga digunakan untuk keperluan ibadat tobat.

Pada umumnya, liturgi arwah menggunakan warna ungu sebagai ganti warna hitam. Dalam liturgi arwah itu, warna ungu itu melambangkan penyerahan diri, pertobatan, dan permohonan belaskasihan dan kerahiman Tuhan atas diri orang yang meninggal dunia dan kita semua sebagai umat beriman.

c. Warna Putih/kuning digunakan pada : Natal, Kamis Putih, Paskah, Minggu Trinitas, Kristus Raja, Baptisan dan Peneguhan sidi, Penahbisan, Peneguhan, Pernikahan

Warna putih dikaitkan dengan makna kehidupan baru, sebagaimana dalam liturgi baptisan si baptisan baru biasa mengenakan pakaian putih.

Warna putih umumnya dipandang sebagai simbol kemurnian, ketidaksalahan, terang yang tak terpadamkan dan kebenaran mutlak. Warna putih juga melambangkan kemurnian mutlak. Warna putih juga melambangkan kemurniaan sempurna, kejayaan yang penuh kemenangan, dan kemuliaan abadi. Dalam arti ini pula mengapa seorang paus mengenkan jubah, single dan solideo putih.

Warna kuning umumnya dilihat sebagai warna mencolok sebagai bentuk lebih kuat dari makna kemuliaan dan keabadian, sebagaimana dipancarkan oleh warna emas. Dalam liturgi, warna putih dan kuning digunakan menurut arti simbolisasi yang sama, yakni makana kejayaan abadi, kemuliaan kekal, kemurnian, dan kebenaran. Itulah sebabnya warna putih dan kuning bisa digunakan bersama-sama atau salah satu.

Warna putih atau kuning dipakai untuk masa Paskah dan Natal, hari-hari raya, pesta dan peringatan Tuhan Yesus, kecuali peringatan sengsara-Nya. Begitu pula warna putih dan kuning digunakan pada hari raya, pesta dan peringatan Santa Perawan Maria, para malaikat, para kudus bukan martir, pada hari raya semua orang kudus (1 November), Santo Yohanes Pembaptis (24 Juni), pada pesta Santo Yohanes pengarang Injil (27 Desember), Takhta Santo Petrus Rasul (22 Februari), dan Bertobatnya Paulus Rasul (25 Januari)

d. Warna Merah digunakan pada : Adven minggu ketiga, Minggu Palem, Kenaikan, Pentakosta, Hari Raya Para Martir

Warna merah merupakan warna api dan darah. Maka, warna merah ini amat dihubungkan dengan penumpahan darah para martir sebagai saksi-saksi iman, sebagaimana Tuhan Yesus Kristus sendiri menumpahkan darah-Nya bagi kehidupan dunia.

Dalam tradisi Romawi kuno, warna merah merupakan simbol kuasa tertinggi, sehingga warna itu digunakan oleh bangsawan tinggi, terutama kaisar. Apabila para kardinal memakai warna merah untuk jubah, singel, dan solideonya, maka itu dimaksudkan agar para kardinal menyatakan kesiapsediaannya untuk mengikuti teladan para martir yang mati demi iman.

Dalam liturgi warna merah dipakai untuk hari Minggu Palma, Jumat Agung, Minggu Pentakosta, dalam perayaan perayaan sengsara Kristus, pada pesta para rasul dan pengarang Injil, dan dalam perayaan-perayaan para martir.



OLEH: RD. SILVESTER ASAN MARLIN
Sumber : parokikatedralmedan.com

Senin, 01 Mei 2017

Kalender Liturgi Mei 2017




Senin, 1 Mei 2017
St. Yusuf Pekerja
Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29
BcO Why 7:1-17
warna liturgi Putih
 
Selasa, 2 Mei 2017
Peringatan Wajib St. Atanasius
Kis. 7:51 - 8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35
BcO Why 8:1-13
warna liturgi Putih
 
Rabu, 3 Mei 2017
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul
1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14
BcO Kis5:12-32 atau 1Kor 1:17-2:5
warna liturgi merah
 
Kamis, 4 Mei 2017
Yosef Maria Rubio, Peregrinus Laziosi
Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51
BcO Why 9:13-21
warna liturgi Putih
 
Jumat, 5 Mei 2017
Vinsen Soler, Angelus
Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59
BcO Why 10:1-11
warna liturgi Putih
 
Sabtu, 6 Mei 2017
Dominikus Savio, Ana Rosa Gattorno
Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69
BcO Why 11:1-19
warna liturgi Putih

Minggu, 7 Mei 2017
HARI MINGGU PASKAH IV
Hari Minggu Panggilan
Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10
BcO Why 12:1-17
warna liturgi Putih
 
Senin, 8 Mei 2017
Aloisius Rabata, Yeremias dari Salakhia, Magdalena dari Kanossa
Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:11-18
BcO Why 13:1-18
warna liturgi Putih
 
Selasa, 9 Mei 2017
Gregorius Preca, Katarina dari Bologna
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30
BcO Why 14:1-13
warna liturgi Putih
 
Rabu, 10 Mei 2017
Antonius dr Florence, Damianus de Veuster
Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Yoh. 12:44-50
BcO Why 14:14-15:4
warna liturgi Putih
 
Kamis, 11 Mei 2017
Ignatius dari Laconi, Benincasa
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20
BcO Why 15:5-16:21
warna liturgi Putih
 
Jumat, 12 Mei 2017
Nereus dan Akhilleus, Pankrasus, William Tirri, Leopoldus Mandic, Margaretha Bloching, Fransiskus dari Siena
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6
BcO Why 17:1-18
warna liturgi Putih
 
Sabtu, 13 Mei 2017
Maria Dominika Mazzarello
Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14
BcO Why 18:1-20
warna liturgi Putih

Minggu, 14 Mei 2017
HARI MINGGU PASKAH V
Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; 1Ptr. 2:4-9; Yoh. 14:1-12
BcO Why 18:21-19:10
warna liturgi Putih
 
Senin, 15 Mei 2017
Pakomius
Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26
BcO Why 19:11-21
warna liturgi Putih
 
Selasa, 16 Mei 2017
Gemma Galgani, Alosius Orione, Alipis dan Possidius, Simon Stock, Margaretha dari Cortona, Andreas Babola
Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13ab,21; Yoh. 14:27-31a
BcO Why 20:1-15
warna liturgi Putih
 
Rabu, 17 Mei 2017
Paskalis Baylon
Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8
BcO Why 21:1-8
warna liturgi Putih
 
Kamis, 18 Mei 2017
Paus Yohanes I, Leonardus Murialdo, Willem Toulouse, Feliks dari Cantalice
Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11
BcO Why 21:8-27
warna liturgi Putih
 
Jumat, 19 Mei 2017
Klemens dari Osimo, Agustinus Tarano, Krispinus dari Viterbo
Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17
BcO Why 22:1-9
warna liturgi Putih
 
Sabtu, 20 Mei 2017
Bernardinus dari Siena
Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21
BcO Why 22:10-21
warna liturgi Putih

Minggu, 21 Mei 2017
HARI MINGGU PASKAH VI
Kis. 8:5-8,14-17; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20; 1Ptr. 3:15-18; Yoh. 14:15-21
BcO 1Yoh 1:1-10
warna liturgi Putih
 
Senin, 22 Mei 2017
Rita dari Cascia, Yoachina de Vedruna de Mas
Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26 - 16:4a
BcO 1Yoh 2:1-11
warna liturgi Putih
 
Selasa, 23 Mei 2017
Yohana Antida Thouret
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11
BcO 1Yoh 2:12-17
warna liturgi Putih
 
Rabu, 24 Mei 2017
Hari biasa Pekan VI Paskah
Kis. 17:15,22-18:1; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Yoh. 16:12-15
BcO 1Yoh 2:18-29
warna liturgi Putih
 
Kamis, 25 Mei 2017
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Kis 1:1-11, Mzm 47:2-3,6-7,8-9; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20
BcO Ef4:1-24
warna liturgi Putih
 
Jumat, 26 Mei 2017
Peringatan Wajib St. Filipus Neri
Kis. 18:9-18; Mzm. 47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a
BcO 1Yoh 3:1-10
warna liturgi Putih
 
Sabtu, 27 Mei 2017
Agustinus dari Canterbury
Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28
BcO 1Yoh 3:11-17
warna liturgi Putih

Minggu, 28 Mei 2017
HARI MINGGU PASKAH VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Kis. 1:12-14; Mzm. 27:1,4,7-8a; 1Ptr. 4:13-16; Yoh. 17:1-11a
BcO 1Yoh 3:18-24
warna liturgi Putih
 
Senin, 29 Mei 2017
Maria Ana dari Paredes, Yosef Gerard
Kis. 19:1-8; Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7ab; Yoh. 16:29-33
BcO 1Yoh 4:1-10
warna liturgi Putih
 
Selasa, 30 Mei 2017
Marta Wiecka, Baptista Varani, Yakobus Filipus Bertonious
Kis. 20:17-27; Mzm. 68:10-11,20-21; Yoh. 17:1-11a
BcO 1Yoh 4:11-21
warna liturgi Putih
 
Rabu, 31 Mei 2017
Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:39-56
BcO kid 2:8-14; 8:6-7
warna liturgi Putih



Sumber : http://misa.lagu-gereja.com/index.php?ipage=2709

Minggu, 09 April 2017

Ber-Ekaristi dengan Baik dan Benar

Mari ber-Ekaristi dengan Baik dan Benar



----- Agar diperhatikan :

1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib.
Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja.
Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal-asalan

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa. 
Maka tanda salib hanya dilakukan pada awal dan akhir misa kudus saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus dilakukan saat bacaan Injil.

3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam.
Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele.
Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam. (Kesempatan lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yang disediakan).

4. Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus).
Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga Allah mengasihani kita...dst.."), karena yang kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata "Putra".

5. Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa. 
Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria.

Tentang pakaian yang pantas untuk menghadap Pencipta anda sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan? Seberapa sopan anda berpakaian mencerminkan seberapa tinggi penghormatan anda akan Kristus dalam tabernakel.

6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat. 
Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat.

7. Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian. 
Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. Tatap lektor/imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda. Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah saling menatap bukan? Pembacaan Injil - dan bukannya homili - adalah puncak Liturgi Sabda. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)

8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan. 
Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.

9. Hal yang harus diperhatikan dalam konsentrasi..
Ketika konsekrasi (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di Pura Hindu, namun berlutut sudah merupakan ungkapan penyembahan.
Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatap-Nya. Harap diingat, Suara yang anda dengar (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI. Jadi? TATAPLAH Hosti dan Piala itu dengan penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.

10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan perantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia...dst..." Ikutilah dalam hati,TATAPLAH hosti dan piala yang diangkat.
Ketika "AMIN" dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN")
Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda miliki. Dikarenakan bahwa The Great Amen ini adalah puncak Liturgi Ekaristi.

11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami.
Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA. Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yang anda minta itu terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun, dalam bahasa latin digunakan kata "PANEM" yang berarti roti.)

12. Tidak mengucapkan doa  PRESIDENSIAL (yang boleh diucapkan oleh imam saja) doa: "..jangan perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu"
Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja kemudian diaminkan dengan iman.

13. Ketika menerima komuni, 
TATAPLAH terlebih dahulu hosti yang diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. Amin harus diucapkan dengan penuh iman.

14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar (juga pada waktu awal misa).
Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan yang saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.

15. Mengambil air suci pada saat keluar Gereja tidak perlu dilakukan.
Mengambil air suci sebelum anda masuk gereja sebenarnya kurang lebih berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain. Namun demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jangan karena latah, namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.

Anda harus menjadi contoh bagi orang lain. Jangan takut untuk mensosialisasikan hal-hal di atas pada siapa saja yang menghadiri misa bersama anda.


Tambahan :

Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain (Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah seorang katolik. Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya diperuntukkan bagi mereka yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya eksklusif untuk umat Katolik.


Tambahan bagi perempuan katolik :

Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yang manusiawi. Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.




Sumber : http://ekaristi.org/

Rabu, 05 April 2017

Aksi Nyata APP 2017

Apa sich yang akan kita lakukan setelah ber-APP? tentunya sebuah aksi nyata. Aksi nyata dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sesuai tema APP, kita diwajibkan untuk merawat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai rasa syukur kita akan ciptaan Tuhan, Raja Semesta Alam.


Banyak hal yang bisa kita lakukan, misal membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong plastik, menanam pohon/tanaman, menggunakan air seperlunya dsb. Kita harus bersahabat dengan alam demi kelestariannya, bukan malah merusaknya.

Paroki Kristus Raja Karawang dan Lingkungan Griya Pesona secara khusus melakukan aksi nyata kepedulian sosial dan juga gerakan menanam pohon/tanaman.

1. Paroki Kristus Raja Karawang

Aksi nyata APP 2017 Paroki Kristus Raja Karawang dilaksanakan melalui Seksi PSE yang memberikan bantuan sosial bagi umat di lingkungan-lingkungan yang dianggap kurang mampu.

Seksi PSE Gereja bersama pengurus lingkungan

Pengurus lingkungan yang mengkoordinir aksi ini untuk diserahkan ke umat yang bersangkutan. Aksi ini sebelumnya jg sudah dilakukan pada waktu APP dan Adven 2016.

Seksi Sosial lingkungan

Di tahun ini, umat lingkungan griya pesona yg mendapatkan bantuan sosial dari Seksi PSE Gereja yakni :
a. Keluarga Bp Budiman Sidabutar
b. Keluarga Bp Elfius Titus
c. Keluarga Ibu Sutarsih


2. Lingkungan Griya Pesona

Dari lingkungan griya pesona sendiri, aksi nyata APP 2017 yakni :

a. Kunjungan Sosial

Aksi kunjungan sosial menjenguk Ibu Sutarsih yang sedang sakit. Dana kunjungan sosial ini diambil dari kolekte pertemuan APP selama 4 x pertemuan yakni sebesar Rp 500.000. Kunjungan dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret 2017.

b. Penanaman pohon palem (palma)

Bibit pohon palem (palma)

Aksi ini disesuaikan dengan tema APP yakni Keluarga Berwawasan Ekologis. Kenapa kok pohon palem? Pohon palem (palma) identik dengan Perayaan Minggu Palma dan kebetulan di daerah Karawang untuk mendapatkan pohon palem agak susah (boleh dibilang langka). Sehingga dengan aksi ini, selain bernuansa ekologis juga bisa membudidayakan pohon palem itu sendiri bagi umat lingkungan griya pesona, dan nantinya bisa digunakan dalam menyambut perayaan Minggu Palma di Gereja.

Gerakan menanam pohon palem (palma) bertujuan memancing semangat umat bukan hanya menanam palem saja, tapi juga menanam pohon/tanaman lainnya sebagai langkah awal gerakan penghijauan.

Demikian aksi nyata APP 2017, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita, khususnya umat lingkungan griya pesona dalam kehidupan sosial maupun dalam menjaga lingkungan hidup. Amin


Berkah Dalem

Minggu, 02 April 2017

Kalender Liturgi April 2017

Kalender Liturgi Bulan April 2017


Sabtu, 1 April 2017
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53
BcO Ibr 10:11-35
warna liturgi Ungu

Minggu, 2 April 2017
HARI MINGGU PRAPASKAH V
Yeh. 37:12-14; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Rm. 8:8-11; Yoh. 11:1-45
BcO Ibr 10:26-39
warna liturgi Ungu
 
Senin, 3 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11
BcO Ibr 11:1-19
warna liturgi Ungu
 
Selasa, 4 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30
BcO Ibr 11:20-31
warna liturgi Ungu
 
Rabu, 5 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42
BcO Ibr 11:31-42
warna liturgi Ungu
 
Kamis, 6 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59
BcO Ibr 12:1-13
warna liturgi Ungu
 
Jumat, 7 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7; Yoh. 10:31-42
BcO Ibr 12:14-29
warna liturgi Ungu
 
Sabtu, 8 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56
BcO Ibr 13:1-25
warna liturgi Ungu

Minggu, 9 April 2017
HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN
Bacaan Perarakan : Mat. 21:1-11. Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Mat. 26:14-27:66
BcO Yer 22:1-8; 23:1-8
warna liturgi Merah
 
Senin, 10 April 2017
HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI
Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11
BcO Yes 52:13-53:12
warna liturgi Ungu
 
Selasa, 11 April 2017
HARI SELASA DALAM PEKAN SUCI
Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38
BcO Yer 11:18-12:13
warna liturgi Ungu
 
Rabu, 12 April 2017
HARI RABU DALAM PEKAN SUCI
Yes. 50:4-9a; Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat. 26:14-25
BcO Yer 15:10-21.
warna liturgi Ungu
 
Kamis, 13 April 2017
KAMIS PUTIH
Pagi : Yes. 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm. 89:21-22,25,27; Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21.
BcO Yer. 20:7-18.
Sore : Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15
warna liturgi Pagi:Ungu,Sore:Putih
 
Jumat, 14 April 2017
HARI JUMAT AGUNG
Yes. 52:13-53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1-19:42
BcO Ibr 9:11-28
warna liturgi Merah
 
Sabtu, 15 April 2017
SABTU SUCI VIGILI PASKAH
Kej. 1:1-2:2 (Kej. 1:1,26-31a); Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c atau Mzm. 33:4-5,6-7,12-13,20,22;
Kej. 22:1-18 (Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18); Mzm. 16:5,8,9-10,11; Kel. 14:15-15:1;
MT Kel. 15:1-2,3-4,5-6,17-18; Yes. 54:5-14; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6;
Bar. 3:9-15,32-4:4; Mzm. 19:8,9,10,11; Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. 42:3,5bcd; 43:3,4
kalau ada pembaptisan MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6 atau Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Rm. 6:3-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23;
Mat. 28:1-10.
warna liturgi Putih

Minggu, 16 April 2017
HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN
Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8; Yoh. 20:1-9
atau kalau ada Sore : Luk. 24:13-35
Bco Kel 14:15-15:1; Yeh 36:16-28, Rm 6:3-11, Mat 28:1-10
warna liturgi Putih
 
Senin, 17 April 2017
HARI SENIN DLM OKTAF PASKAH
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15
BcO 1Ptr 1:1-21
warna liturgi Putih
 
Selasa, 18 April 2017
HARI SELASA DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18
BcO 1Ptr 1:22-2:10
warna liturgi Putih
 
Rabu, 19 April 2017
HARI RABU DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35
BcO 1Ptr 2:11-25
warna liturgi Putih
 
Kamis, 20 April 2017
HARI KAMIS DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48
BcO 1Ptr 3:1-17
warna liturgi Putih
 
Jumat, 21 April 2017
HARI JUMAT DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14
BcO 1Ptr 3:18-4:11
warna liturgi Putih
 
Sabtu, 22 April 2017
HARI SABTU DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 4:13-21; Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21; Mrk. 16:9-15
BcO 1Ptr 4:12-5:14
warna liturgi Putih

Minggu, 23 April 2017
HARI MINGGU PASKAH II
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31
BcO Kol 3:1-17
warna liturgi Putih
   
Senin, 24 April 2017
Fidelis dr Sigmaringen, Maria Eufrasia Pelletier
Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9; Yoh. 3:1-8
BcO Why 1:1-20
warna liturgi Putih
   
Selasa, 25 April 2017
Pesta St. Markus
1Ptr. 5:5b-14; Mzm. 89:2-3,6-7,16-17; Mrk. 16:15-20
BcO Ef 4:1-16
warna liturgi Merah
   
Rabu, 26 April 2017
Hari biasa Pekan II Paskah
Kis. 5:17-26; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Yoh. 3:16-21
BcO Why 3:1-22
warna liturgi Putih
   
Kamis, 27 April 2017
Petrus Kanisius
Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36
BcO Why 3:1-22
warna liturgi Putih
   
Jumat, 28 April 2017
Petrus Chanel, Ludovikus Maria Grignion de Montfort, Lukhesius
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15
BcO Why 4:1-11
warna liturgi Putih
   
Sabtu, 29 April 2017
Peringatan Wajib St. Katarina dr Siena
Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; Yoh. 6:16-21
BcO Why 5:1-14
warna liturgi Putih

Minggu, 30 April 2017
HARI MINGGU PASKAH III
Kis. 2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk. 24:13-35
BcO Why 6:1-17
warna liturgi Putih



disalin dari http://misa.lagu-gereja.com/index.php 

Kamis, 30 Maret 2017

Pertemuan APP 4

Keluarga mendorong : Membangun Alam seperti membangun para Sahabat


Pertemuan APP yang ke-4 dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Maret 2017 dirumah Bp Parman Sirait. Fasilitator yang bertugas memandu yakni Bp Desem Hutapea.





Tujuan

Umat yang sadar akan tanggung jawab ekologisnya melakukan aksi
untuk menjaga dan membangun lingkungan hidup, dengan
mengajak anggota keluarga dan bersama saudara-saudara dalam
komunitas basis.


Bahan Sharing

a. Membantu Para Sahabat

 Membantu seorang sahabat atau saudara adalah hal yang lazim kita lakukan. Orang itu bisa teman SMA, tetangga, atau pun kakak kita. Tetapi ada sesuatu yang berbeda yang diperbuat oleh St. Fransiskus Asisi. Ia menolong banyak saudara dan sahabatnya, tetapi mereka bukan orang melainkan air, tanah, udara, pepohonan, tanaman, dan hewan-hewan.

 Kini para sahabat dan saudara menurut Santo Fransiskus itu banyak yang sedang mengalami kerusakan atau terancam kelestariannya. Permasalahannya meliputi berbagai kategori, misal yang berkaitan denganperlindungan udara, sumber air, tumbuh-tumbuhan, hewan liar, dan penanggulangan sampah serta limbah.

 Maka mari kita -- keluarga-keluarga dalam satu komunitas basis -- melakukan AKSI BERSAMA untuk menjaga dan membangun lingkungan hidup di sekitar tempat tinggal kita atau di lingkungan sebagai komunitas basis. Kita melakukan aksi seperti sedang menolong seorang sahabat yang sedang menolong seorang sahabat yang sedang mengalami kesulitan.


b.Teks Kitab Suci

» Yakobus 2: 14-26. Ayat 24: Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.


Peneguhan/kesimpulan

Menjawab panggilan untuk menjaga karya Allah adalah bagian penting dari kehidupan saleh, dan bukan sesuatu yang opsional atau sekunder dalam kehidupan Kristiani (Laudato Si' 217). Menyerukan panggilan itu di dalam keluarga juga merupakan hal yang penting karena keluarga adalah "Gereja domestik" (Amoris Laetitia 15) -- titik awal dari pendidikan iman dan kasih. 

Dan Santo Fransiskus adalah model seseorang yang mengasihi sesama, terutama kaum miskin, dan juga alam. Bahkan dengan kelembutannya ia memanggil benda-benda dan segala makhluk dengan sebutan 'saudara' dan 'saudari' (Laudato Si' 11).

Selain itu kita pun perlu menyadari bahwa aksi menjaga lingkungan hidup adalah suatu kesalehan, yang tak peduli apakah aksi itu hanya merupakan hal yang sangat sederhana atau hal yang cukup besar. Sebab yang terpenting aksi itu dilakukan dengan kemurahan hati dan tanpa pamrih. Seperti dikatakan: "janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu ..... maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Matius 6: 3-4; Laudato Si' 220).


Diskusi & Membuat Niat

Identifikasikan / cermatilah permasalahan lingkungan hidup yang ada di lingkungan anda dan rencanakan untuk melakukan aksi penanggulangan atau pemeliharaan.



Berkah Dalem

Rabu, 29 Maret 2017

Pertemuan APP 3

Keluarga mengajarkan : Mencintai Lingkungan Hidup adalah Konsekuensi Mencintai Sesama


Pertemuan APP yang ke 3, dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 maret 2017, di rumah Bp Ignatius Iwan. Fasilitator yang bertugas memandu yakni Ibu Agnes Linggar Novita Sari.

.




Tujuan

1. Memberi kesadaran pada umat bahwa bila kita mencintai sesama manusia maka kita pun seharusnya mencintai lingkungan hidup, demikian pula sebaliknya.

2. Umat dapat mengajarkan prinsip ini di dalam keluarga sehingga menularkan kesadaran yang telah diperolehnya.


Bahan Sharing

a. Kisah : Asap Yang Tak Pernah Pudar

Salah satu cara membersihkan lahan perkebunan dari semak belukar dan tanaman-tanaman liar adalah dengan
membakarnya. Cara ini adalah cara termudah dan termurah, sehingga acapkali digunakan oleh para pemilik
perkebunan di Indonesia. Tetapi dampak asap hasil pembakaran secara nyata sangat merugikan kehidupan manusia.
Kabut asap sangat mengganggu kesehatan manusia, mengganggu lalu lintas berkendaraan, dan juga sangat
mengganggu penerbangan.

 Bukan hanya di Indonesia tetapi negara-negara tetangga pun terkena dampak
negatif ini. Walaupun demikian peristiwa pembakaran lahan setiap tahun masih terjadi. Asap itu tak pernah pudar
sebab orang tidak peduli akan tindakannya yang merugikan orang lain.

b. Teks Kitab Suci

» Yohanes 15: 9-17. Ayat 17 : Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain (Ut Diligatis Invicem).


Peneguhan/kesimpulan

Makhluk-makhluk di dunia tidak dapat dianggap sebagai barang tanpa pemilik, "mereka adalah milik-Mu, ya Tuhan, yang mencintai kehidupan" (Keb. Salomo 11: 26). Ini adalah dasar keyakinan bahwa karena diciptakan oleh Bapayang sama, kita dan semua makhluk dan alam semesta disatukan oleh ikatan yang tidak kelihatan (Laudato Si' 89).

Karena itu tindakan mengabaikan lingkungan hidup akan selalu merugikan manusia. Sehingga bila kita mencintai sesama manusia secara otomatis kita pun harus mencintai lingkungan hidup.

Inilah suatu situasi atau cita-cita harmoni dan perdamaian yang ditawarkan Yesus -- menggantikan kesewenang-wenangan pihak yang kuat -- sebagai dasar cinta pada sesama dan lingkungan. Yesus mengatakan:  "Penguasa-penguasa bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu , hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 20: 25-26; Laudato Si' 82).


Membuat Niat

Umat mengajarkan prinsip cinta pada sesama dan lingkungan yang saling berkaitan kepada anggota keluarga nya.





Berkah Dalem

Pertemuan APP ke -2

Keluarga menanamkan : Tanggungjawab Ekologis


Pertemuan APP 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Maret 2017 di rumah Bp Riph John Hutabarat. Fasilitator yang bertugas memandu yakni Bp Petrus Sinaga.





Tujuan

1. Mengajak umat untuk bertobat dan mengubah segala sikap dan
perbuatan dalam memperlakukan bumi serta alam menjadi sikap dan
perbuatan yang selalu mengandung tanggung jawab ekologis (hak dan
kewajiban dalam menjaga alam sebagai rumah kita bersama).
2. Umat membawa pertobatan ekologis (kesadaran akan tanggung
jawab terhadap lingkungan hidup) yang dialaminya ke dalam
keluarga.


Bahan Sharing

a. Kisah : Hak Untuk Menguasai

Sewaktu mengerjakan sebuah proyek bangunan di sebuah kota di Jawa Barat, seorang pengusaha mengalami
kesulitan dalam membangun fondasi bangunan tersebut.
Hal ini disebabkan ada sebuah mata air di area itu. Sebagai solusi diambil langkah dengan mengeringkan mata air,
yaitu menyedot air dari mata air itu dan membuangnya ke selokan secara terus menerus selama berbulan-bulan.
Akibat dari perbuatan itu adalah mengeringnya tanah di sekitar area tersebut. Tetapi langkah ini tetap
dipertahankan oleh sang pengusaha sebab ia merasa berhak melakukan apa saja di area yang dimilikinya.

b. Teks Kitab Suci

» Kejadian 1: 26-31. Ayat 28: Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak-cuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.
» Kejadian 2: 8-15. Ayat 15: TUHAN Allah mengambil
manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden
untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.


Peneguhan/kesimpulan

Bumi dan alam dimanfaatkan secara sewenang-wenang, terus menerus oleh manusia sehingga rusak. Manusia melakukan hal itu karena merasa berhak, berhak karena kepemilikan atau penguasaannya dilindungi oleh
hukum suatu negara. Atau merasa boleh melakukan apa saja karena Tuhan telah memberikan hak untuk menguasai
bumi dan alam kepada manusia (Kej. 1: 28). 

Kecenderungan ini sesungguhnya muncul dari hasrat manusia yang ingin berkuasa seperti Tuhan atas miliknya atau atas bumi serta alam.

Sebenarnya Kej. 1: 28 harus dimengerti menurut konteks Kej. 2: 15, yang berarti kekuasaan manusia atas bumi dan alam adalah kekuasaan untuk mengusahakan
sekaligus memeliharanya. Gereja juga telah menentukan bahwa kepemilikan seseorang atas bumi dan segala isinya harus dipandang "bukan hanya sebagai miliknya sendiri, melainkan juga sebagai milik umum, dalam arti bahwa hal-hal itu dapat berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi sesama" (Gaudium et Spes no. 69).

Maka jelaslah bagi kita, bahwa mulai saat ini kita harus bertobat secara ekologis dan menaruh tanggung jawab terhadap lingkungan hidup -- sebagai tempat tinggal
bersama dan sebagai penyalur berkat Tuhan -- di pundak masing-masing. Kita harus menjaga dan memeliharanya dengan antusias dan kreatif (Laudato Si' 220), dan "sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah, .... " (Roma 12: 1).


Membuat Niat


Umat mewartakan pertobatan ekologis yang dialaminya dan menjadi teladan di dalam keluarga, sehingga pertobatan itu berkelanjutan menjadi sebuah pertobatan
komunal.




Berkah Dalem

Pertemuan APP 1

Keluarga Memandang : Semua Diciptakan Baik


Pertemuan APP 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 03 Maret 2017, di rumah Bp Antonius Sarwanto.

Tujuan

Membawa umat untuk menyadari dan mau mengkomunikasikan di dalam keluarga bahwa segala yang diciptakan Allah adalah baik dan memberi gambaran pada kebesaran dan kebaikan Allah, sehingga manusia tidak berhak merusaknya melainkan menjaga dan melestarikan.




Bahan Sharing   

a. Kisah : Dua Fenomena

Kejadian ini terjadi dua atau tiga tahun belakangan ini, dimana dua atau tiga kali dalam setahun, rumahku diserbu ulat bulu yang berasal dari pepohonan yang tumbuh di sekitar sungai belakang rumah.
Gejala lain yang kuamati akhir-akhir ini, burung-burung jarang beterbangan di sekitar pohon tersebut. Mungkin mereka semakin punah karena ditangkap dan diburu oleh penduduk sekitar.
Tapi apakah benar kedua fenomena ini saling berkaitan? Aku masih mengolah dalam benakku.


b. Teks Kitab Suci

» Kejadian 1:1-25
Ayat 25 : Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
» Kebijaksanaan Salomo 13:1-5
Ayat 5 : Sebab orang dapat mengenal Khalik dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.
» Roma 1:18-21
Ayat 20 : Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keillahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.


Kesimpulan 

1. Manusia tidak berhak dan tidak boleh merusak alam ciptaan, tapi justru harus menjaganya. Sehingga setiap kali memandang alam itu dan mengerti kontinuitas serta keseimbangan yang terjadi di dalamnya, manusia dapat memuji dan memuliakan Allah ;

2. Karena alam adalah gambaran kemaha-kuasaan dan kebaikan Allah, maka tema pemeliharaan alam adalah bagian dari pendidikan iman ;

3. Keluarga adalah tempat pendidikan iman berlangsung, dimana didalam keluarga harus mengajarkan anak sejak dini mengenai alam yg diciptakan baik oleh Allah yang harus selalu dijaga.

4. Sebagai orangtua dalam keluarga perlu menghargai alam dan melakukan tindakan penjagaan alam terlebih dahulu.


Membuat NIAT

Umat membuat NIAT untuk mengkomunikasikan poin-poin penting dalam tema 1 ini dan berdiskusi dalam keluarga.




Demikian hal-hal dan poin penting yang disharingkan dalam pertemuan APP yg pertama. Semoga menjadi inspirasi bagi umat untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Amin


Berkah Dalem

APP 2017 - Keluarga Berwawasan Ekologis

Tema APP 2017 Keuskupan Bandung yakni "Keluarga Berwawasan Ekologis". 



Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena manusia yang bertindak sembarangan bahkan mengeksploitasi alam secara berlebihan, membawa Gereja untuk mengajak umat untuk lebih peduli pada alam dan lingkungan hidup. Gereja mendorong keluarga-keluarga -- sebagai Gereja keluarga (ecclesia domestica) agar memiliki kesadaran menjaga alam terutama di lingkungan sekitarnya.

Terciptanya Keluarga Berwawasan Ekologis berarti bahwa :

a. Keluarga yang memiliki kesadaran akan keterikatannya dengan alam sebagai kesatuan ciptaan dari Sang Pencipta alam semesta.
b. Keluarga yang memiliki kepedulian terhadap gerakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Salah satu upacara Gereja agar dapat mewujudkan cita-cita diatas adalah dengan menunjukkan letak persoalan lingkungan hidup dalam iman kristiani. Hal ini dijabarkan dalam bahan APP 2017 yang dibagi dalam empat tema yakni :

1. Keluarga memandang : Semua Diciptakan Baik. Umat diajak mendiskusikan cara pandang manusia terhadap lingkungan hidup.

2. Keluarga menanamkan : Tanggung jawab Ekologi. Umat diajak mendiskusikan hubungan antara manusia, lingkungan hidup dan Allah.

3. Keluarga mengajarkan : Mencintai Lingkungan Hidup adalah Konsekuensi Mencintai Sesama. Umat diajak mendiskusikan hubungan antara manusia, lingkungan hidup dan sesama manusia.

4. Keluarga mendorong : Membangun Alam seperti membangun para Sahabat. Umat diajak untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga lingkungan hidup.

Empat tema tersebut diatas selanjutnya akan dibahas dan disharingkan dalam pertemuan APP lingkungan yang akan dilaksanakan dalam empat kali pertemuan.

     

Nyanyian Sang Surya Fransiscus Asisi



St. Fransiskus Asisi

"Terpujilah Engkau Tuhanku
bersama semua makhluk-Mu,
terutama Tuan Saudara Matahari;
dia terang siang hari, melalui dia kami Kau beri terang.
Dia indah dan bercahaya dengan sinar cahaya yang cemerlang.
Tentang Engkau yang Maha luhur, dia menjadi tanda lambang.

Terpujilah Engkau Tuhanku,
karena Saudari Bulan dan bintang-bintang,
di cakrawala Kau pasang mereka,
gemerlapan,megah dan indah.

Terpujilah Engkau Tuhanku,
karena Saudara Angin,
dan karena udara dan kabut,
langit yang cerah dan segala cuaca,
dengannya Engkau menopang hidup makhluk ciptaan-Mu.

Terpujilah Engkau Tuhanku, karena Saudara Air,
dia besar faedahnya, selalu merendah,
berharga dan murni.

Terpujilah Engkau Tuhanku, karena Saudara Api,
dengannya Engkau menerangi malam;
dia indah dan cerah ceria, kuat dan perkasa."



Berkah Dalem

Selasa, 28 Maret 2017

Kepengurusan dan Program 2017

Sebagai langkah awal di tahun 2017 demi untuk memperlancar program kegiatan lingkungan, melalui rapat pengurus disepakati akan diadakan  revisi kepengurusan lingkungan griya pesona. Setelah menimbang dari berbagai hal dan sebagai sarana demi meningkatkan tumbuh kembang lingkungan, maka dibentuklah susunan kepengurusan yang baru.

Adapun susunan Kepengurusan Lingkungan Griya Pesona thn 2017 :

- Ketua              : Antonius Sarwanto

- Wakil Ketua  : Daniel Wawan JS

- Sekretaris      : Paulus Widiatmoko

- Bendahara    : Cicilia Rasmiyati

- Seksi-seksi     :

  a. Liturgi    : 1. Petrus Bahari Sinaga
                         2. Viktor Triadi
                         3. Bernadus Sigit Hadiwibowo
                         4. Antonius Paino
                         5. Desem Hutapea
                         6. Agnes Linggar Novitasari

 b. Sosial       : 1. Elfius Titus
                         2. Magdalena Sri Mining
                         3. Marisi Malau
                         4. Yulia Nani Dwi Wiratmi

 c. Humas      : 1. Yohanes Aryanto
                          2. Aloysius Widioko
                          3. Juli Tona Lisna
                          4. Agnes Sandi Meiyani
                          5. Mida Simarmata

 d. Koor          : 1. Fx. Catur Suranto
                          2. YM. Lulus Trimandono


Demikian susunan kepengurusan lingkungan griya pesona di tahun 2017 ini. Kepengurusan yang baru ini dikukuhkan dalam acara "Natal, Tahun Baru dan Ulang Tahun Lingkungan Griya Pesona ke-2" yang pelaksanaannya pada tanggal 16 Januari 2017 bertempat di rumah Bp Fx Catur Suranto. Semoga para pengurus yang terpilih bisa melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggungjawab dan selalu semangat dalam melayani umat.
Amin

Sebelumnya, pada tanggal 18 Desember 2016, pelantikan Prodiakon Paroki Kristus Raja Karawang oleh Uskup Bandung Antonius. Untuk wakil dari Lingkungan Griya Pesona yang dilantik menjadi Prodiakon yakni :
1. Petrus Bahari Sinaga
2. Viktor Triadi


Tugas dan kewajiban Prodiakon meliputi membantu menerimakan komuni (baik dalam Perayaan Ekaristi maupun menerimakan komuni bagi orang sakit dan lansia) juga melaksanakan tugas peribadatan dan pewartaan.


Harapan Lingkungan Griya Pesona di tahun 2017 :



1. Rasa persaudaraan, kekompakan dan kepedulian umat bisa terjalin dengan lebih baik lagi sehingga nantinya memberi dampak positif bagi pelaksanaan program-program kegiatan lingkungan 
2. Kegiatan lingkungan bisa terkoordinir dengan baik melalui kepengurusan baru yang telah dibentuk


3. Keterlibatan umat dalam kegiatan lingkungan bisa lebih aktif.
4. Pelayanan kepada umat di lingkungan bisa berjalan dengan baik.


5. Meningkatkan tumbuh kembang lingkungan, baik dari segi iman maupun pelayanan bagi umat dengan selalu menjaga hubungan yang selaras dan komunikatif baik dari pengurus maupun umat lingkungan.


Program kegiatan lingkungan 2017, diantaranya :

a. Sie Liturgi

Koordinator sie liturgi (Bp Petrus Sinaga) mengkoordinir jadwal, tempat, petugas fasilitator dan tema yang akan dibahas dalam pertemuan doa. Adapun kegiatan yang sudah berjalan :


- Pertemuan Doa dilaksanakan 3x dalam sebulan yakni :
     » minggu ke-2 : ibadat sabda dan arisan lingkungan
     » minggu ke-3 : Sharing pengetahuan umum Gereja
     » minggu ke-4 : Sharing Kitab Suci

- Pelayanan doa dalam kunjungan sosial

- Pertemuan APP dilaksanakan 4 kali (sesuai buku panduan dari Gereja)

- Doa Rosario setiap hari (Mei dan Oktober)

- Pertemuan Bulan Kitab Suci (4 kali pertemuan September)

- Pertemuan Doa Novena

- Pertemuan masa Adven (sesuai buku panduan dari Gereja)

b. Sie Sosial


Koordinator sie sosial (Bp Elfius Titus) mengkoordinir umat dalam kegiatan kunjungan sosial, mengkoordinir pelayanan komuni oleh Prodiakon bagi orang sakit dan lansia.

c. Sie Humas


Koordinator sie humas (Bp Yohanes Aryanto) mengkoordinir penarikan iuran bulanan umat, mengantar undangan dan yang lebih penting pendekatan, mengajak dan penyampaian informasi ke umat dalam hal kegiatan lingkungan.

d. Sie Koor



Koordinator sie koor (Bp Fx Catur Suranto) mengkoordinir kegiatan latihan koor yang saat ini bergabung dengan lingkungan terangsari. Juga mempersiapkan lagu dan petugasnya dalam menunjang kegiatan pertemuan doa lingkungan.

Program terbaru lingkungan yakni Ziarah ke Gua Maria yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017.

Demikian program-program kegiatan lingkungan 2017, semoga lingkungan semakin tumbuh dan berkembang dalam persaudaraan dan dalam persatuan kasih dengan Kristus.

 Amin



Berkah Dalem