Rabu, 29 Maret 2017

Pertemuan APP 3

Keluarga mengajarkan : Mencintai Lingkungan Hidup adalah Konsekuensi Mencintai Sesama


Pertemuan APP yang ke 3, dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 maret 2017, di rumah Bp Ignatius Iwan. Fasilitator yang bertugas memandu yakni Ibu Agnes Linggar Novita Sari.

.




Tujuan

1. Memberi kesadaran pada umat bahwa bila kita mencintai sesama manusia maka kita pun seharusnya mencintai lingkungan hidup, demikian pula sebaliknya.

2. Umat dapat mengajarkan prinsip ini di dalam keluarga sehingga menularkan kesadaran yang telah diperolehnya.


Bahan Sharing

a. Kisah : Asap Yang Tak Pernah Pudar

Salah satu cara membersihkan lahan perkebunan dari semak belukar dan tanaman-tanaman liar adalah dengan
membakarnya. Cara ini adalah cara termudah dan termurah, sehingga acapkali digunakan oleh para pemilik
perkebunan di Indonesia. Tetapi dampak asap hasil pembakaran secara nyata sangat merugikan kehidupan manusia.
Kabut asap sangat mengganggu kesehatan manusia, mengganggu lalu lintas berkendaraan, dan juga sangat
mengganggu penerbangan.

 Bukan hanya di Indonesia tetapi negara-negara tetangga pun terkena dampak
negatif ini. Walaupun demikian peristiwa pembakaran lahan setiap tahun masih terjadi. Asap itu tak pernah pudar
sebab orang tidak peduli akan tindakannya yang merugikan orang lain.

b. Teks Kitab Suci

» Yohanes 15: 9-17. Ayat 17 : Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain (Ut Diligatis Invicem).


Peneguhan/kesimpulan

Makhluk-makhluk di dunia tidak dapat dianggap sebagai barang tanpa pemilik, "mereka adalah milik-Mu, ya Tuhan, yang mencintai kehidupan" (Keb. Salomo 11: 26). Ini adalah dasar keyakinan bahwa karena diciptakan oleh Bapayang sama, kita dan semua makhluk dan alam semesta disatukan oleh ikatan yang tidak kelihatan (Laudato Si' 89).

Karena itu tindakan mengabaikan lingkungan hidup akan selalu merugikan manusia. Sehingga bila kita mencintai sesama manusia secara otomatis kita pun harus mencintai lingkungan hidup.

Inilah suatu situasi atau cita-cita harmoni dan perdamaian yang ditawarkan Yesus -- menggantikan kesewenang-wenangan pihak yang kuat -- sebagai dasar cinta pada sesama dan lingkungan. Yesus mengatakan:  "Penguasa-penguasa bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu , hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 20: 25-26; Laudato Si' 82).


Membuat Niat

Umat mengajarkan prinsip cinta pada sesama dan lingkungan yang saling berkaitan kepada anggota keluarga nya.





Berkah Dalem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar