Rabu, 10 Februari 2016

Tentang Rabu Abu (awal masa prapaskah)

Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaskah, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paskah. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih.Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2)



1. Lagu dalam Perayaan Rabu Abu 

    (Lagu dari Puji Syukur no. 481)

HANYA DEBULAH AKU

Hanya debulah aku
di alas kaki-Mu,Tuhan.
Haus'kan titik embun
Sabda penuh ampun.

Tak layak aku tengadah
menatap wajah-Mu.
Namun tetap'ku percaya:
Maharahim Engkau.

Ampun seribu ampun,
hapuskan dosa-dosaku.
Segunung sesal ini
ku unjuk pada-Mu.

Tak layak aku tengadah
menatap wajah-Mu.
Namun tetap'ku percaya:
Maharahim Engkau.

2. Mengapa hari Rabu?


Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).Jadi penentuan awal masa Prapaskah pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paskah, tanpa menghitung hari Minggu.

3. Mengapa Rabu “Abu”?


Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

4.  Buat apa berpantang dan berpuasa?


Setiap masa Prapaskah, kita diajak oleh Gereja untuk bersama-sama berpantang dan berpuasa. Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia.

Jika pantang dan puasa dilakukan dengan hati tulus maka keduanya dapat menghantar kita bertumbuh dalam kekudusan. Karna dengan kekudusan inilah kita mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Caranya adalah bertobat, berdoa dan melakukan perbuatan kasih, dan sesungguhnya inilah yang bersama-sama kita lakukan dalam kesatuan dengan Gereja pada masa Prapaskah.

Mungkin ini sedikit ulasan tentang Rabu Abu sebagai awal masa Prapaskah, awal masa pertobatan dan awal masa pantang dan puasa sebelum kita merayakan Kebangkitan Kristus. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan rohani umat.
Selamat berpantang dan berpuasa.

Berkah Dalem


Disalin dari www.katolisitas.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar